Rabu, 15 Oktober 2014

KKN 2014 Ds. Cantuk kec. Singonjuruh kab. Banyuwangi





biologi terapan II


MAKALAH BIOLOGI TERAPAN II
JENIS-JENIS MIKROBA YANG BERHUBUNGAN
DENGAN BAHAN PANGAN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Terapan II
Yang Dibina Oleh Ir. Elfien Herrianto, M. P

                                                                                                                              


Oleh
Kelompok 3

NURHARYANTI                  1110211019
DITA ULFI N                        1110211021
YENI PRATIWI                    1110211023
DIAN EVY N                        1110211044



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
MARET 2014






KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah limpahan hidayah, rahmat serta inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok dengan judul “Jenis-Jenis Mikroba Yang Berhubungan Dengan Bahan Pangan” dengan waktu yang relatif singkat dan sesuai dengan tenggang waktu yang disediakan.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Jenis-Jenis Mikroba Yang Berhubungan Dengan Bahan Pangan, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah yaitu: Ir. Elfien Herriyanto, MP. yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun makalah ini serta semua pihak yang telah berperan hingga tersusunnya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya, Terima kasih.

                                                                                                Jember, 20 Maret 2014

                                                                                                            Penyusun


DAFTAR ISI

KATA  PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang......................................................................................................... .1
I.2 Rumusan Masalah......................................................................... ………………….1
I.3 Tujuan........................................................................................................................ 1
BAB II  ISI
2.1.   Mikroorganisme Pada Bahan Pangan ……………………………….…………2
2.2.   Jenis – Jenis Mikroorganisme Pada Bahan Pangan …………………………...3
2.2.1.  Jenis Bakteri  Pada Bahan Pangan ………………………..………………...3
2.2.2. Jenis Khamir/Yeast Pada Bahan Pangan ……………..………………..........8
2.2.3. Jenis kapang pada bahan pangan ……………..………………......................10
2.3.   Peranan Mikroorganisme Pada Bahan Pangan …………….………………....10
2.3.1.      Peran Positif Bakteri Dalam Bidang Pangan ……………..………...10
2.3.2.      Peran Negative Bakteri Dalam Bidang Pangan ……………..………12
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan............................................................................................................. 16
3.2. Saran....................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 17

DAFTAR GAMBAR

Gambar
Keterangan
Halaman
2.1
E. coli
3
2.2
Listeria
4
2.3
Vibrio parahaemolyticus
4
2.4
Salmonela
4
2.5
Clostridium perfringens
5
2.6
Staphylococcus
5
2.7
Bacillus cereus
6
2.8
Clostridium botulinum
7
2.9
Epidemiologi botulisme
7
2.10
Patogenis botulisme
8
2.11
Saurkraut (kubis asin)
11
2.12
Acar
12

 
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Dalam bidang pangan banyak mikroorganisme yang mempunyai peranan, baik peranan positif (memberikan keuntungan) atau peranan negatif (menimbulkan kerugian). Peranan mikroorganisme dalam bidang pangan diklasifikasikan menjadi beberapa bagian (Budiyanto, 2002).
Berbagai penyakit atau infeksi yang berbeda-beda mungkin terjadi karena memakan makanan yang terkontaminasi dengan organisme patogen.  Infeksi makanan terjadi karena memakan makanan yang mengandung organisme hidup yang mampu sembuh atau bersporulasi dalam usus yang menimbulkan penyakit (Volk, 1990).
Beberapa mikroorganisme menggunakan makanan yang sama dengan yang kita makan sehingga, untuk sebagian besar, pengawet makanan melibatkan pembinasaan mikroorganisme yang terdapat pada makanan atau pencegahannya agar tidak tumbuh (Volk, 1990).
Berbagai manfaat mikroorganisme dalam beberapa jenis makanan dan minuman misalnya fermentasi seperti tempe, kecap, tauco, sosis, keju, bier, anggur dan sebagainya telah sejak lama dikenal melengkapi menu makanan atau minuman sehari-hari. Makanan dan minuman tersebut diolah secara fermentasi dengan menggunakan kemampuan mikroba.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian mikroorganisme pada bahan pangan?
2.      Apa saja jenis mikroba yang berhubungan dengan bahan pangan ?
3.      Bagaimana peran mikroorganisme dalam bahan pangan?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui mikroorganisme pada bahan pangan.
2.      Untuk mengetahui jenis mikroba yang berhubungan dengan bahan pangan
3.      Untuk mengetahui peranan mikroorganisme dalam bahan pangan
BAB II
ISI

2.1  Mikroorganisme Pada Bahan Pangan
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003). Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan. Enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada.
Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni, 2001). Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan
Bahan makanan, selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme. Pada umumnya bahan makanan merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya. Selain itu pertumbuham mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak dikomsumsi (Syarifah, 2002) Kejadian ini biasanya terjadi pada pembusukan bahan pangan. Bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk pertumbuhan mikroorganisme patogenik dan organisme lain penyebab penyakit.
2.2  Jenis – Jenis Mikroorganisme Pada Bahan Pangan
2.2.1        Jenis Bakteri  Pada Bahan Pangan
Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan.
Berikut ini adalah beberapa jenis bakteri yang hidup dalam makanan dan dapat memicu penyakit:

a.      E. coli (Escherichia coli)
Ini adalah bakteri yang suka hidup pada usus makhluk hidup seperti manusia, sapi, kambing. Karenanya berhati-hatilah jika Anda mengkonsumsi susu segar mentah, daging setengah matang, dan jus buah yang tak bersih di cuci. Manusia yang terkontaminasi E coli akan menderita gejala diare berat, sakit perut, muntah-muntah.




Gambar 2.1. E.coli
b.      Listeria
Bakteri ini hidup di tanah dan air, hingga mudah sekali berpindah ke jenis sayuran dan buah yang langsung bersentuhan dengan tanah. Juga buah yang kulitnya keras misalnya melon, semangka dan ketimun. Bahkan dalam lemari pendingin sekalipun, bakteri ini dapat menyebar. Karenanya bersihkan buah sebelum dimasukkan dalam lemari pendingin. Gejala akibat bakteri ini adalah demam, panas dingin, sakit kepala, sakit perut.

Gambar 2.2. Listeria

c.       Vibrio parahaemolyticus
Hidup dalam jenis makanan laut atau seafood mentah. Jika terinfeksi bakteri ini, maka akan timbul mual, muntah demam, dan diare.
 


Gambar 2.3. Vibrio parahaemolyticus

d.      Salmonella
Bakteri ini hidup pada telur mentah, daging, dan makanan mentah lain. Menjaga kebersihan makanan sebelum dikonsumsi dengan cara memasak terlebih dahulu akan menjauhkan infeksi seperti diare, demam, sakit perut, dan sakit kepala.








Gambar 2.4. Salmonella
e.       Clostridium perfringens

Organisme ini memproduksi berbagai ragam eksotoksin.  Membentuk spora apabila berada di dalam usus, dan hanya pada waktu pembentukan endospora dalam usus itulah toksin peracunan makanan diproduksi.  Sumber yang paling sering ialah daging atau produk-produk daging.  Masuknya masakan daging semacam itu mengakibatkan rasa sakit perut dan diare yang akut sesudah masa inkubasi 8 sampai 24 jam.



Gambar 2.5. Clostridium


f.       Staphylococcus
Peracunan ini disebabkan oleh kokus gram positif kecil, stafilokokus yang sama bertanggung jawab atas banyak masalah infeksi di rumah sakit.  Organisme itu mudah tumbuh pada media hara biasa dan walaupun banyak galur memerlukan beberapa asam amino dan satu vitamin B atau lebih, galur-galur ini tidak dapat dipandang sebagai bakteri yang sukar dipelihara.  Ciri peracunan makanan stafilokokus yang sangat menonjol adalah diare yang hebat, muntah-muntah dan sakit perut, sedangkan bantuan yang menonjol adalah masa inkubasinya yang pendek sekitar 2 sampai 4 jam.


Gambar 2.6. Staphylococcus
g.      Bacillus cereus
Organisme ini adalah batang besar gram positif yang membentuk spora dan merupakan salah satu anggota suku Bacillaceae saprofit yang paling sering terdapat dimana-mana.  Apabila makanan yang di dalamnya terdapat organisme ini, selama 24 jam terjadi rasa sakit perut yang hebat dan diare beberapa jam setelah termakan.  Ditemukan di dalam tanah dan pada makanan mentah dan kering, mencakup beras yang belum dimasak.



Gambar 2.7. Bacillus cereus

h.      Clostridium botulinum
Clostridium botulinum merupakan bakteri Gram-positif, membentuk spora dan berbentuk batang anaerob mikro-organisme yang menghasilkan racun yang sangat ampuh yaitu toksin botulinum. Racun ini melumpuhkan saraf yang menyebabkan fungsi otot menurun. Penyakit ini dikenal sebagai botulisme. Spora bersifat tahan panas dan dapat bertahan dalam makanan jika makanan tidak dipanaskan secukupnya. Enam jenis toksin botulinum (A, B, C, D, E, dan F) diketahui. Klasifikasi didasarkan pada perbedaan imunologi antara racun, beberapa yang diproduksi oleh strain C. botulinum adalah C. botulinum tipe A, B, E dan F yang dapat menyebabkan botulisme terutama pada manusia, dan dalam kasus yang jarang pada hewan. Jenis-jenis C dan D menyebabkan botulisme pada hewan, misalnya pada burung liar, unggas, ternak dan kuda. Ikan sangat sensitif terhadap toksin tipe E


Gambar 2.8. Clostridium botulinum

i.        Epidemiologi botulisme
Tersebar dalam tanah, pada dasar danau dan pada vegetasi yang membusuk, begitu banyak makanan, sayuran dan daging, terkontaminasi dengan organisme ini.  Banyak hewan mati setiap tahun setelah menelan butiran-butiran yang terfermentasi. 


Gambar 2.9. Epidemiologi botulisme

j.        Patogenis botulisme
Gejala pada manusia biasanya mulai setelah masa inkubasi 18 sampai 36 jam dan mencakup mual dan muntah-muntah di samping penglihatan ganda, kesulitan menelan dan beberapa kelumpuhan otot.

Gambar 2.10. Patogenis botulisme

2.2.2        Jenis Khamir / Yeast Pada Bahan Pangan
Khamir (yeast)  adalah kapang yang tidak membentuk hifa. Khamir mirip sekali dengan bacteri . Khamir sering digunakan dalam pembuatan roti dan anggur .seperti halnya kapang khamir ada yang menguntungkan ,juga ada yang berbahaya bagi manusia . contoh khamir pathogen ,seperti :candida dan Cryptococcus. Ada berbagai khamir yang memiliki fungsi penting dalam fermentasi, diantaranya adalah sebagai berikut:
a.       Sacharomyces cerevisiae, merupakan khamir yang paling populer dalam pengolahan makanan. Khamir ini telah lama digunakan dalam industri wine dan bir. Dalam bidang pangan, khamir digunakan dalam pengembangan adonan roti dan dikenal sebagai ragi roti. Khamir ini melakukan reproduksi vegetatif dengan membentuk tunas. 
b.      Sacharomyces roxxi, adalah khamir yang digunakan dalam pembuatan kecap dan berkontribusi pada pembentukan aroma. Rasa dan aroma bahan pangan yang ditumbuhi kapang atau khamir disukai oleh banyak bangsa karena rasanya yang enak dan aromanya yang khas.
c.       Saccharomycopsis lipolityca digunakan untuk memproduksi protein mikroba dari produk minyak tanah
d.      Candida utilis digunakan untuk memproduksi Riboflavin dari limbah industri kertas.
Secara umum pemanfaatan yeast dalam mengembangkan produk pangan dapat diketahui seperti di bawah ini :
A.    Susu Dan Produk Olahannya
Beberapa contoh produk yang dihasilkan oleh Khamir:
Produk
Yeast spesies
Susu segar, pasteurisasi
Rhodotorula spp., Candida famata, C. diffluens, C. curvata, Kluyveromyces marxianus, Cryptococcus flavus.
Mentega
Rhodotorula rubra, R. glutinis, Candida famata, C. diffluens, C. lipolytica, Cryptococcus laurentii.
Yogurt
Kluyveromyces marxianus, Candida famata,
Debaryomyces hansenii, Saccharomyces cerevisiae,
Hansenula anomala
Keju Cottage dan segar
Kluyveromyces marxianus, C. lipolytica, Candida famata
dan Candida yang lain, Debaryomyces hansenii,
Cryptococcus laurentii, Sporobolmyces roseus.
Keju lunak dimatangkan dengan jamur (mold)
Kluyveromyces marxianus, Candida famata, Candida
lipolytica, Pichia membranafaciens, P. fermentans,
Debaryomyces hansenii, Saccharomyces cerevisiae,
Zigosaccharomyces rouxii.

B.     Daging dan produk olahannya
Produk
Yeast spesies
Daging segar merah dan unggas
Candida spp., Rhodotorula spp., Debaryomyces spp., Trichosporon (jarang diteliti).
Daging Domba beku
Cryptococcus laurentii, Candida zeylanoides,
Trichosporon pullulans.
Daging kalkun beku
Cryptococcus laurentii, Candida zeylanoides.
Daging potong atau cincang
Candida lipolytica, C. zeylanoides, C. lambica, C. sake, Cryptococcus laurentii, Debaryomyces hansenii, Pichia membranaefaciens.
Daging yang diolah (sosis, ham)
Debaryomyces hansenii, Candida spp., Rhodotorula spp.

2.2.3        Jenis Kapang Pada Bahan Pangan
Kapang merupakan salah satu mikroorganisme yang merugikan, selain dapat menyebabkan gannguan kesehatan juga dapat merusak bahan makanan seperti pembusukan. Akan tetapi pada umumnya kapang yang tumbuh pada makanan yang diolah dengan panas tidak menyebabkan penyakit pada manusia, bahkan digunakan dalam pengolahan bahan makanan. Beberapa jenis kapang yang dapat dimanfaatkan pembuatan bahan makanan antara lain:
a.       Rhizopus Oligospora (dimanfaatkan dalam pembuatan tempe dan pembuatan oncom hitam)
b.      Rhizopus Oryzae (digunakan dalam pembuatan tempe)
c.       Neurospora sitophia (digunakan dalam pembuatan oncom merah)
d.      Aspergillus Oryzae (digunakan dalam pembuatan kecap dan tauco)
e.       Rhizopus, Aspergillus, khamir( tape)
f.       Penicililium roqueforti (Keju biru)
g.      P. camemberti (keju camembert)
2.3  Peranan Mikroorganisme Pada Bahan Pangan
2.3.1        Peran Positif Bakteri dalam Bidang Pangan
Menurut Schlegel (1994) beberapa bukti mengenai peranan mikrobiologi dapat dikemukakan sebagai proses klasik menggunakan bakteri. Indonesia sudah sejak zaman dahulu kacang kedelai diolah dengan menggunakan bantuan fungi, ragi, dan bakteri asam laktat. Adapun peran bakteri pada bahan makanan meliputi ;
1.      Pengawetan makanan dengan mikroorganisme
a.       Sayuran terfermentasi
Hampir semua sayuran dapat mengalami fermentasi bertipe asam laktat, yang biasanya dilakukan oleh berbagai jenis Sterpcococcus, Lactobacillus leuconostoc, dan Pediococcus.  Organisme-organisme ini mengubah gula yang terdapat dalam sayuran terutama menjadi asam laktat yang mengatasi pertumbuhan organisme lain dan menberi rasa unik pada sayuran yang terfermentasi.  Setelah fermentasi, sayuran semacam itu sering disebut “teracarkan” dan tidak jarang terlihat botol-botol acar bit, acar kacang hijau, atau acar wortel.

b.      Saurkraut (kubis asin)
Saurkraut ialah produk fermentasi asam laktat kubis yang diparut.  Kubis segar selalu mengandung sejumlah jenis Leuconostoc dan Lactobacillus, sehingga tidak perlu ditambahkan bakteri untuk memulai fermentasi.


Gambar 2.11. Sauerkraut
c.       Acar
Organisme yang bertanggungjawab terhadap acar terfermentasi pada dasarnya adalah semua jenis marga Lactobacillus dan produk akhirnya mempunyai sekitar keasaman yang sama dengan saurkraut.


Gambar 2.12. Acar

d.      Daging Terfermentasi
Sosis adalah satu-satunya produk daging terfermentasi.  Sosis yang telah diolah kemudian disimpan pada suhu 8oC selama 40 hari atau lebih, yang selama waktu itu terjadi fermentasi asam laktat disertai dehidrasi daging yang cukup.  Tentu saja hal ini meningkatkan kadar garam yang bersama dengan asam laktat mencegah pertumbuhan organisme yang merusak.

e.       Makanan Terfermentasi Dari Timur
Kecap dibuat dari kedelai yang dimasak kemudian difermentasi.  Enzim disekresikan oleh jamur Aspergillus yang menghidrolisiskarbohidrat dan protein kedelai dan tak diragukan lagi menyebabkan cita rasa kecap yang khas.  Lactobacillus delbrueckii memfermentasi karbohidrat, yang membentuk cukup asam kojat untuk mencegah perusakan.  Bakteri asam laktat yang lain maupun beberapa marga khamir memberikan sumbangan kepada citarasa akhir kecap.

2.3.2        Peran Negatif Bakteri dalam Bidang Pangan
Berbagai penyakit atau infeksi yang berbeda-beda mungkin terjadi karena memakan makanan yang terkontaminasi dengan organisme patogen.  Infeksi makanan terjadi karena memakan makanan yang mengandung organisme hidup yang mampu sembuh atau bersporulasi dalam usus yang menimbulkan penyakit.
Penyakit yang paling mendapat perhatian adalah penyakit-penyakit makanan yang disebabkan oleh organisme yang biasanya dianggap ada.  Penyakit-penyakit ini dapat dibagi menjadi dua kelompok besar.
1.      Infeksi makanan
Infeksi makanan terjadi karena memakan makanan yang mengandung organisme hidup yang mampu sembuh atau bersporulasi di dalam usus yang menimbulkan penyakit.  Organisme penting yang menimbulkan infeksi makanan meliputi C. Perfringens, Vibrio parahaemolyticus, dan sejumlah jenis Salmonela yang berlainan.
a.       Salmonella
Reservoir utama bagi Salmonella ialah saluran pencernaan banyak hewan, meliputi burung, hewan ternak, reptilia, dan manusia.  Orang menjadi terinfeksi karena kemasukan makanan atau minuman yang terkontaminasi.  Sudah barang tentu air menjadi tercemar karena masuknya kotoran dari hewan apa saja yang mengekskresi Salmonella.  Infeksi melalui makanan terjadi karena masuknya daging yang terkontaminasi atau melewati tangan sebagai perantara dalam pemindahan Salmonella dari sumber yang terinfeksi.
b.      Clostridium perfringens
Organisme ini memproduksi berbagai ragam eksotoksin.  Membentuk spora apabila berada di dalam usus, dan hanya pada waktu pembentukan endospora dalam usus itulah toksin peracunan makanan diproduksi.  Sumber yang paling sering ialah daging atau produk-produk daging.  Masuknya masakan daging semacam itu mengakibatkan rasa sakit perut dan diare yang akut sesudah masa inkubasi 8 sampai 24 jam.
c.       Vibrio parahaemolyticus
Kerang-kerangan merupakan sumber infeksi saluran pencernaan jika dimasak mentah atau sedikit dimasak.  Belum diketahui dengan tepat bagaimana diare yang dihubungkan dengan organisme ini dapat terjadi, tetapi kegawatan infeksi ini dapat dirasakan dengan memikirkan kenyataan bahwa laju kematian karena infeksi V. Parahaemolytikus dapat mendekati 7 atau 8 persen.

2.      Keracunan makanan
Peracunan makanan tidak disebabkan oleh menelan organisme hidup melainkan dengan kemasukan toksin atau substansi beracun yang beracun yang disekresikan ke dalam makanan. Dalam hali yang terakhir, organisme ini mungkin mati setelah pembentukan toksin dalam makanan, tetapi apabila toksin itu sendiri dimusnahkan, peracunan makanan yang hebat dapat terjadi dari memakanan makanan itu. Organisme yang menyebabkan peracunan makanan mencakup S. aureus, C. botulium, dan B. cereus.
a.       Staphylococcus
Peracunan ini disebabkan oleh kokus gram positif kecil, stafilokokus yang sama bertanggung jawab atas banyak masalah infeksi di rumah sakit.  Organisme itu mudah tumbuh pada media hara biasa dan walaupun banyak galur memerlukan beberapa asam amino dan satu vitamin B atau lebih, galur-galur ini tidak dapat dipandang sebagai bakteri yang sukar dipelihara.  Ciri peracunan makanan stafilokokus yang sangat menonjol adalah diare yang hebat, muntah-muntah dan sakit perut, sedangkan bantuan yang menonjol adalah masa inkubasinya yang pendek sekitar 2 sampai 4 jam.
b.      Bacillus cereus
Organisme ini adalah batang besar gram positif yang membentuk spora dan merupakan salah satu anggota suku Bacillaceae saprofit yang paling sering terdapat dimana-mana.  Apabila makanan yang di dalamnya terdapat organisme ini, selama 24 jam terjadi rasa sakit perut yang hebat dan diare beberapa jam setelah termakan.  Ditemukan di dalam tanah dan pada makanan mentah dan kering, mencakup beras yang belum dimasak.
c.       Clostridium botulinum
C.botulinum, batang gram positif yang besar dalam suku Bacillaceae, adalah jasad etiologi peracunan makanan yang sangat fatal dan biasanya terjadi setelah menelan eksotoksin yang terbentuk sebelumnya yang dihasilkan oleh organisme ini sewaktu tumbuh dalam makanan.

d.      Epidemiologi botulisme
Tersebar dalam tanah, pada dasar danau dan pada vegetasi yang membusuk, begitu banyak makanan, sayuran dan daging, terkontaminasi dengan organisme ini.  Banyak hewan mati setiap tahun setelah menelan butiran-butiran yang terfermentasi.

BAB III
KESIMPULAN
3.1  Kesimpulan
         Bahan pangan selain menjadi sumber energi bagi manusia dapat menjadi bahan makanan bagi mikroorganisme karana banyak menyedikakan berbagai macam nutrisi yang digunakan untuk melangsungkan kehidupan dan mengembangkan diri.
         Mikroorganisme dalam pangan sangat bermacam macam seperti, Kuman Coliform, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Salmonella, Clostridium perfringens jenis – jenis ini ada yang berperan positif bagi manusia dan ada yang merugikan bagi manusia termasuk dalam pencemaran makana dan menyebabkan berbagai keracunan dalam makanan.
         Mikroorganisme memiliki banyak peranan dalam kehidupan, baik peranan yang menguntungkan maupun peranan yang merugikan. Peranan mikroorganisme yang menguntungkan adalah pengawetan makanan dengan mikroorganisme, contohnya bakteri yang menguntungkan kita adalah Enterobacter aerogenes, Erwinia herbicola, Leuconostoc plantarum sangat berperan dalam pembuatan sauerkraut (kubis fermentasi).
         Peranan mikroorganisme yang merugikan adalah dengan menimbulkan penyakit dan infeksi makanan. Organisme penting yang menimbulkan infeksi makanan meliputi C. Perfringens, Vibrio parahaemolyticus, dan sejumlah jenis Salmonela yang berlainan. Dan Organisme yang menyebabkan peracunan makanan mencakup S. aureus, C. botulium, dan B. cereus.

3.2  Saran
Perlu perhatian yang lebih lagi dalam menjaga kebersihan makanan yang kita makan, mengingat begitu sentral dan akibat apabila makanan tersebut terdapat banyak mikroba yang dapat menyebabkan efek infeksi dan keracunan makanan dalam tubuh kita. makanan sekali-kali jangan dibiarkan berada pada suhu kamar yang akanme mungkinkan mikroorganisme yang mengontaminasi berkembangbiak.

DAFTAR PUSTAKA

o   Budiyanto, Moch Agus Kresno. 2002. Mikrobiologi Terapan. Malang. Penerbit : Universitas Muhammadiyah Malang.


o   http://Sridianti.com/Jenis mikroorganisme-Hidup-Dalam-Makanan.htm/ (diakses pada tanggal 25 Maret 2014)